Ya...Allah
Seperti apakah alam kuburku nanti
Seperti apakah duniaku
Dunia yang tak lagi samaku jejaki
Dunia yang begitu berbeda seperti dulu...
Kini aku hanya bisa termenung dan menunggu ajalku
Aku hanya bisa berpikir dalam
Seperti apakah alam kuburku
Tak ada cahaya
Tak ada teman
Aku hanya seorang diri dialam baruku nanti
Seperti apakah wangi surga
Seperti apakah wangi neraka
Surga yang indah dan sejuk
Neraka yang panas dan penuh siksa
Aku hanya bisa berserah diri kepadamu Ya...Rabbi
Ampunilah semua dosa-dosa hambamu
Yang tak pernah ingat ajaranmu
Aku hanya bisa bersujud kepadamu Ya Allah
Aku hanya menangis bersedu kepadamu
Hanya kata ampun dan maaf yang terucapkan
Ya...Allah
Jauhkan hamba dari kemusyrikan
Agar aku bisa mendekat diri kepadamu
Aku ingin mencium surga yang indah
Minggu, 29 Juli 2012
Menunggu Ayah
Ayah...
Kapan kau datang
Kapan kau kembali
Aku lelah menunggumu didepan pintu
Pintu yang sudah mulai usang dan rapuk
Ayah...
Kapan kita bisa bersenda gurau lagi?
Kapan kita bisa bermain bola dihalaman yang rindang?
Kini sudah gersang nan kering
Aku hanya sembari menunggumu ayah...
Ayah...
Aku lelah menunggumu disini
Kapankah kita bertemu kembali
Bisa berkumpul bersama ibu dan adik yang masih belia
Aku ingin dipelukkanmu ayah...
Ayah...
Alangkah indahnya bila berada di kelurga yang sederhana ini...
Alangkah indahnya kita bisa bercanda tawa seperti dulu
Aku merindukan itu ayah
Rinduku sebesar lautan dan samudera yang tak dapat terpisahkan oleh waktu
Ayah...
Pulanglah kerumah
Aku,ibu dan adik merindukanmu
Rindu dalam dekapan hangatmu
Rindu dalam senyum manismu yang lelah bekerja demi kami
Kini semua hanya menunggu kehadiranmu ayah...
Ayah...
Pulanglah kerumah
Kami semua sayang padamu ayah
Kami selalu berdo'a yang terbaik untukmu
Agar kau selalu sehat dengan pekerjaanmu tanpa paruh waktu
Ayah...
Pulanglah kerumah...
Kami senantiasa membukakan pintu untukmu...
By ::: Linda Rahmawati
Kapan kau datang
Kapan kau kembali
Aku lelah menunggumu didepan pintu
Pintu yang sudah mulai usang dan rapuk
Ayah...
Kapan kita bisa bersenda gurau lagi?
Kapan kita bisa bermain bola dihalaman yang rindang?
Kini sudah gersang nan kering
Aku hanya sembari menunggumu ayah...
Ayah...
Aku lelah menunggumu disini
Kapankah kita bertemu kembali
Bisa berkumpul bersama ibu dan adik yang masih belia
Aku ingin dipelukkanmu ayah...
Ayah...
Alangkah indahnya bila berada di kelurga yang sederhana ini...
Alangkah indahnya kita bisa bercanda tawa seperti dulu
Aku merindukan itu ayah
Rinduku sebesar lautan dan samudera yang tak dapat terpisahkan oleh waktu
Ayah...
Pulanglah kerumah
Aku,ibu dan adik merindukanmu
Rindu dalam dekapan hangatmu
Rindu dalam senyum manismu yang lelah bekerja demi kami
Kini semua hanya menunggu kehadiranmu ayah...
Ayah...
Pulanglah kerumah
Kami semua sayang padamu ayah
Kami selalu berdo'a yang terbaik untukmu
Agar kau selalu sehat dengan pekerjaanmu tanpa paruh waktu
Ayah...
Pulanglah kerumah...
Kami senantiasa membukakan pintu untukmu...
By ::: Linda Rahmawati
Jumat, 13 Juli 2012
Jalan yang Berliku
Terdiamku membisu
Berjalan yang tak tahu arah
Arah yang ku tempuhi penuh kehampaan
Karena hati'ku dilanda kepiluan
Aku berjalan halu lalangku
Terkikis kisah yang menjadi beban hidupku
Karena kisah yang mengilu hatiku
Dan tiada tara aku bersedih
Aku berjalan seperti orang yang tak tahu jalan
Jalan yang penuh berliku nan terjal
Jalan yang hanya selalu menemaniku sendiri
Disaatku sendiri
Setapak jalan demi setapak aku jalani
Aku terdiam dan termenung
Termenung dengan kesendirianku
Penuh rasa takut dan malu
Takut karena aku kehilangan semuanya
Malu karena akan di acuhi sekitarku
Aku tiada tara dan terus berjalan
Dengan kaki yang mempertunjukkan jalan
Entah sesat dan tidak aku hanya mengikuti kata hati'ku
Hati'ku yang berbisik
Dan hati'ku yang mengarahkan semuanya
Namun...
Hari mulai gelap
Aku terdiam diatas gelapnya hari hanya rembulan dan bintang menyinari langkahku
Langkah yang tak tahu arah
Langkah yang menetukan kemana kau pergi
Aku berdo'a kepada sang Halib
Agarku tak pernah sendiri
Aku takut karena jalan yang arungi tak ku jalani
Kini aku selalu sendiri
Sendiri tak tertemani
Kemanapun aku pergi aku selalu sendiri
Hanya selangkah kaki yang menamaniku untuk menyusuri jalanku
Kau pergi
Kau pergi meninggalkan'ku
Tanpa jejak dan tanpa pamrih
Kini aku benar-benar sendiri
Sendiri tak tertemani oleh siapapun
Kau menganggapku salah
Tapi kau merasa benar
Namun disaatku sendiri
Kau pergi meninggalkan'ku
Meninggalkan'ku yang tak tahu apa-apa
Entah apa yang ada dibenakmu dan apa yang ada dipikiranmu
Kau tak peduli kepadaku
Dan pergi tanpa ada kata maaf
Saat kau kembali
Aku terdiam membisu
Kau menggandeng seseorang yang kau kasihi
ALangkah sakit ini ntuk melihatnya
Sakit betapa sakitnya hati'ku
Kiniku terpenjara dalam sepi
Hening...
Hampa...
Sendiri dan merasa asing...
Kau pergi meninggalkan'ku
Penuh dengan sejuta kenangan
Kenangan yang tak dapat terlupakan
Kenangan yang terindah dalam hidup'ku
Kini aku tetap sendiri
Tetap dalam penantianku yang tak menentu
Aku'pun pergi...
Pergi ntuk meninggalkan'mu
Pergi ntuk mencari jati diri'ku yang baru...
Walaupun aku pergi dan tak'kan pernah kembali disisi'mu
Kini aku pergi...
Tak ada satu kata yang terucapkan ntukmu
Hanya kata selamat tinggal di dalam hati'ku mengikis kepedihan yang mendalam
Kekecewaan'ku
Dengarlah dan dengarlah hati ini berbicara
Bicara dalam hati yang kosong
Penuh rasa kepiluan yang mendalam
Hanya saja tak dapatku ungkapkan dalam hati'ku
Aku menangis sekujur tubuh terbasahi gerimis
Gerimis yang menjadi saksi bisu hidupku
Aku lelah dan lelah menanti seorang diri
Yang selalu sendiri dan selalu sendiri
Kini betapa kecewanya aku
Betapa sakit hati ini
Penuh kesedihan dan menahan isak tangisku
Aku merenung dalam pinggirnya air bergenangiku
AKu berjalan merintih menangis
Kecewa ini membuatku sakit
Sakit bila ku ingat dirimu
Dirimu yang slalu hadir dihidupku
Yang menghiasi hari-hariku
Dan sekarang...
Kau pergi meninggalkanku
Aku hanya menghela nafasku
Untuk menerima kenyataan pahit ini
Kau telah mengecewakanku
Mengecewakan karena angannya dirimu tak lagi hadir dalam hidupku
Aku sepeti manusia yang tak bernyawa
Penuh sayatan luka yang mendalam dihati
Sekarang aku selalu sendiri
Sendiri dalam buainya waktu
Hanya angin semilira yang dingin menemaniku dalam sepi
Aku terperangah dalam satu kata
Kata yang tak dapat terucapkan
Kata yang menyayatkan hati
Seperti sembilah glati menikam hati'ku
Kau pergi...
Aku kecewa
Kau telah meninggalkan'ku tanpa maaf satu kata di bibirmu
Dan sekarang...
Aku hanya menikmati kesendirianku
Kamis, 12 Juli 2012
Penyesalanku kepadamu
Aku telah menyesal karna mengecewakanmu
Maafku untukmu pun tak kau terima
Dengan pamrih hatiku begitu sakit untuk mengingat semuanya
Betapa sakitnya bila ku kenang masa itu...
Dulu pertama kali ku ketemu denganmu
Alangkah indahnya dikala itu
Kau bersenda gurau denganku dengan canda tawa menghiasi di bibir manismu
Dan aku bahagia bila ku kenang senyum manismu itu
Kini semua hanya tinggal kenangan
Kenangan yang tak dapat ku lupakan
Kenangan yang tak dapat ku bahagia
Hingga waktu telah tak mempersatukan kita lagi...
Kini aku hanya diam terpaku
Melihat dirimu dengan penuh penyesalanku
Penyeselan yang tiada maafnya
Penyesalan yang mengebu-ngebu hati'ku
Kita telah berpisah waktu dan jarak
Aku pergi meninggalkanmu tanpa kau memaafkan diri'ku
Aku tahu aku salah
Aku tahu aku telah membuatmu beribu kecewa
Hingga saat ini aku masih terdiam
Terdiam dengan kesendirianku
Kini kita tak dapat bertemu lagi
Hanya seuntas wajah yang ku kenang
Dan untukmu bahagialah dirimu disana
Akan ku kenang semua kisah kita
Walau kau tak pernah anggapku ada
Maafku untukmu pun tak kau terima
Dengan pamrih hatiku begitu sakit untuk mengingat semuanya
Betapa sakitnya bila ku kenang masa itu...
Dulu pertama kali ku ketemu denganmu
Alangkah indahnya dikala itu
Kau bersenda gurau denganku dengan canda tawa menghiasi di bibir manismu
Dan aku bahagia bila ku kenang senyum manismu itu
Kini semua hanya tinggal kenangan
Kenangan yang tak dapat ku lupakan
Kenangan yang tak dapat ku bahagia
Hingga waktu telah tak mempersatukan kita lagi...
Kini aku hanya diam terpaku
Melihat dirimu dengan penuh penyesalanku
Penyeselan yang tiada maafnya
Penyesalan yang mengebu-ngebu hati'ku
Kita telah berpisah waktu dan jarak
Aku pergi meninggalkanmu tanpa kau memaafkan diri'ku
Aku tahu aku salah
Aku tahu aku telah membuatmu beribu kecewa
Hingga saat ini aku masih terdiam
Terdiam dengan kesendirianku
Kini kita tak dapat bertemu lagi
Hanya seuntas wajah yang ku kenang
Dan untukmu bahagialah dirimu disana
Akan ku kenang semua kisah kita
Walau kau tak pernah anggapku ada
Terpisah oleh jarak dan waktu
Kini waktu telah menjawab semuanya
Kita telah terpisah untuk selama-lamanya
Dan hanya sebuah harapan yang ku simpan di hati kecil ini
Tak dapat lagi ku kenang
Yang terpijar adalah air mata
Yang selalu membasahi wajahku
Kini semua telah sirna
Telah pergi dan termakan oleh waktu
Waktu yang menjawab semua ini
Kita telah terpisah
Terpisah jarak dan waktu
Jarak yang ku tempuh begitu jauh
Menyisiri samudera yang tak dapat ku arungi
Samudera yang begitu jauh dan tak dapat ku seberangi
Hanya kata yang terucapkan
Hanya kata selamat tinggal penuh kesedihan
Aku pergi
Kaupun pergi ntah kemana
Tak dapat ku bayangkan
Tak dapat ku pungkiri
Semua ku anggap lukisa yang ada di dalam hidupku
Kiniku sendiri oleh waktu
Tak ada seorangpun yang mengerti aku
Dan tak seorangpun yang tahu siapa kah aku
Aku akan meninggalkan kenangan yang berjuta kesedihan...
Pergi yang termakan oleh waktu
Pergi yang tak ada seorangpun menemaniku
Karena semua ini adalah kehendakku
Dan kau...
Apakah kau bahagia disana
Dengan suasana hidupmu yang baru...
Maaf...
Sekujur tubuhku kaku
Kaku tak bergerak dan tak berdaya
Anganku hilang yang di terpa angin semilir
Hanya penyesalan mengelabui diriku...
Aku turut dalam kesedihan yang mendalam
Berdiam diri tak bersuara
Aku termenung dikala matahari mulai tak lagi menampakan cahayanya
Kini aku benar-benar seorang diri
Dengan kesendirian yang penuh kemurkaan
Tuhan...
Aku menyesal
Menyesal karena meninggalkannya begitu saja
Menyesal karena aku telah membohonginya
Maaf'ku pun tak diterima olehnya
Namun...
Waktu berjalan dengan alurnya waktu
Demi hari aku menanti dirinya
Agar ia datang menghampiriku dengan permohonanku yang tulus...
Aku lelah menanti
Aku lelah menunggu
Semua itu hanya sia-sia
Seuntas tangan menghampiri di wajahku
Suara yang merdu dan ku kenal
Ternyata dia datang dan memaafkan semua kesalahanku
Kini ku menangis di depannya
Hanya untuk mengatakan perpisahan
Perpisahan yang mengiris luka hati yang mendalam
Maaf...
Aku telah mengecewakanmu
Maaf...
Aku telah menyakitimu
Dan maaf...
Aku harus pergi meninggalkanmu seorang
Langganan:
Postingan (Atom)